KPID Jabar Gelar Seminar Ekspose Hasil Penelitian Akses Masyarakat terhadap Lembaga Penyiaran

Medinafm (Garut) – Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat menggelar Seminar Ekspose Hasil “Penelitian Kajian Akses Masyarakat Terhadap Lembaga Penyiaran” hasil kerjasama antara KPID Jabar dengan Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Jawa Barat di Aula Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Garut, Rabu (30/10/19).

Ketua Pelaksana Seminar Ir. Edi Pramono M.SI mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk tindak lanjut dari kerjasama antara KPID Jabar dengan FIKOM UNIGA yang sama-sama memiliki komitmen bersama untuk memajukan dunia penyiaran di Jawa Barat.

Perwakilan Dekan FIKOM UNIGA Drs. Wildan menyambut baik atas terlaksananya kegiatan ini karena telah dipercaya menjadi tuan rumah pelaksanaan seminar ekspose hasil kajian akses masyarakat terhadap lembaga penyiaran.

“Ini adalah moment berharga kalangan civitas akademik Fikom Uniga untuk menyimak kaitannya dengan hasil penelitian perkembangan dunia media massa erutama lembaga penyiaran”. Ujarnya.

Sementara itu Ketua KPID Jabar Dr. Dedeh Fardiah M.SI mengatakan bahwa KPID Jabar terus mensosialisasikan tentang peran dan fungsinya ke semua leading sector salah satunya dunia kampus. Sosialisasi tersebut bisa dilaksanakan melalui kegiatan seminar seperti seminar ekspose hasil penelitian hasil kerjasama dengan ISKI Jabar.

“Kami berharap semua lembaga penyiaran di Kab. Garut bisa menggali hasil kajian yang telah dihasilkan oleh ISKI JABAR, termasuk mahasiswa bisa menjadikan hasil penelitian tersebut untuk bahan penelitian lanjutan dalam bidang akademik”. Ungkap Dedeh.

Ketua ISKI Jabar Prof. Dr. Atie Rahmiati M.Si memaparkan hasil Penelitian ISKI jabar dipandu Moderator Komisioner KPID JabarbBidang Kelembagaan Hj. Neneng Athiatul SAg.MAg

Ketua Ikatan Sarjana Komunikasi (ISKI) Jawa Barat, Prof. Dr. Atie Rahmiatie mengatakan penelitian kajian akses masyarakat terhadap media penyiaran sangat penting dilakukan mengingat bangsa Indonesia sedang mengalami krisis cyberwar atau perang informasi melalui media sosial, atau media lainnya.

“Maka disinilah peran media penyiaran sebagai media yang telah melalui verifikasi, media yang jelas legalitasnya, diharapkan memiliki tanggung jawab yang besar untuk mengcounter informasi yang abal-abal serta menjadi rujukan masyarakat akan kebenaran sebuah fakta atau realitas yang terjadi di masyarakat”. Jelas Atie.

Disampaikan oleh Atie, dari hasil kajian penelitian bahwa jenis media Penyiaran Radio masih banyak didengar oleh khalayak. Pada kalangan kampus (Perguruan Tinggi) radio masih didengar oleh 92.16% sementara khalayak untuk pelajar SMA masih mendengar radio 94.12%. Adapun kalangan pelajar SMP hanya mendapat peminatan 50.68%

Khusus untuk lembaga penyiaran televisi, kalangan Kampus (84.31%), pelajar SMA (85.88) dan Pelajar SMP (51.13%).

Sementara tingkat lama penggunaan lembaga penyiaran radio, untuk anak SMA (60%) Mahasiswa (52.95%) dan SMP (47.73%). Adapun untuk televisi anak SMA (42.35) dan SMP (34.10%). Anak SMP masih tinggi presentasenya menggunakan televisi sebagai media penyiaran.

Rektor UNIGA Dr. Abdusy Syakur Amin yang hadir dalam acara, dalam sambutannya mengatakan bahwa komunikasi dan informasi yang baik akan berdampak positif untuk perkembangan bangsa dan negara jika dikemas dengan baik dan benar.

“Komunikasi dan informasi memiliki peran penting dalam kehidupan, sehingga harus mendapatkan perhatian terutama dalam mengolah, mengemas dan menyampaikan informasi secara arif karena bisa berdampak luas dalam kehidupan”. Tegas Syakur.

Penandatanganan MoU antara FIKOM UNIGA dengan KPID Jabar dan ISKI JABAR

Dalam kesempatan yang sama telah ditandatangani nota kesepakatan (Memorandum of Understanding) antara FIKOM UNIGA dengan ISKI JABAR untuk pengembangan dunia komunikasi di Kab. Garut. (*)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.