Pentingnya ‘Social Distancing’ untuk Cegah Corona (Covid-19)


Medinafm (Garut) – Hingga saat ini ratusan orang di Indonesia telah dinyatakan positif menderita Covid-19. Jumlah ini meningkat cukup drastis dalam beberapa hari, termasuk di dalamnya juga terdapat pejabat negara yang sudah dinyatakan positif Covid-19. Anjuran pola hidup bersih dan sehat mulai digencarkan di semua media untuk mengantisipasi melonjaknya jumlah kasus Covid-19.

Pemerintah sendiri sudah mengeluarkan kebijakan mulai dari pembatasan jadwal operasi transportasi umum, penutupan beberapa tempat wisata, menetapkan status “Kejadian Luar Biasa” di beberapa kota, dan mengeluarkan kebijakan terkait proses belajar mengajar di sekolah agar dilakukan di rumah selama kurang lebih 14 hari.

Selain itu, istilah social distancing juga menjadi booming akhir-akhir ini. Apa sebenarnya social distancing? Ya, social distancing merupakan upaya untuk menunda atau mengurangi kegiatan yang melibatkan interaksi sosial dengan banyak orang di dalamnya.

Dalam praktiknya, social distancing bisa dimulai dari berdiam diri di rumah dan menghindari bepergian ke tempat-tempat ramai seperti mall, bioskop, atau bandara.
Tidak hanya itu, seseorang yang sedang menjalankan social distancing juga akan menunda pertemuan-pertemuan seperti reuni, arisan dan kegiatan lain sampai waktu yang dirasa aman dan wabah Covid-19 sudah mereda. Disarankan juga, tempat-tempat yang menjadi area untuk social distancing sebaiknya tidak lembab dan mempunyai jendela agar sirkulasi udara di dalamnya baik.

Penggunaan Transportasi Publik disinyalir bisa menjadi penyebab merebaknya Penyebaran Virus Corona (Ist)

Tujuan ‘Social Distancing’

Setiap negara termasuk Indonesia mempunyai protokol untuk penanganan wabah Covid-19. Bisa dipastikan juga masing-masing sudah merujuk pada standar yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia atau WHO dalam menangani kasus virus corona. Pertanyaanya, apakah jika dalam satu waktu semua warga positif Covid-19 negara mempunyai fasilitas layanan kesehatan yang cukup?

Dengan jumlah penduduk di kisaran 250 juta-an saat ini dipastikan rumah sakit dan layanan kesehatan yang tersedia akan terbatas. Di sinilah peran social distancing, masing-masing orang punya tanggungjawab untuk mengendalikan penyebaran outbreak Covid-19. Minimal, agar semua suspect Covid-19 mendapatkan pelayanan yang memadai di rumah sakit atau fasilitas kesehatan khusus sampai dinyatakan benar-benar sembuh.

Mekanisme ‘Social Distancing’ dan Penyebaran Covid-19

Saat semua orang bebas bepergian, penyebaran Covid-19 akan dengan cepat meluas. Akibatnya, tidak semua suspect Covid-19 bisa mendapatkan pelayanan memadai di rumah sakit. Jika dibiarkan, orang yang positif Covid-19 dan meninggal akan semakin banyak dalam waktu yang cukup singkat. Apa yang terjadi saat kita menerapkan social distancing? Ketika mobilitas berkurang, penyebaran Covid-19 dapat ditekan. Suspect baru akan tetap ada, hanya saja jumlahnya tidak secepat dan sebanyak saat semua orang bebas bepergian.

Sadar atau tidak, terdapat dua kemungkinan saat kita melakukan social distancing. Pertama, suspect Covid-19 yang mendapat perawatan memadai di rumah sakit akan sembuh dan sudah mempunyai kekebalan tubuh terhadap virus corona. Kedua, jika seseorang yang sudah dinyatakan sembuh keluar dari rumah sakit dan terpapar kembali dengan Covid-19, kemungkinan besar sudah kebal dan tidak akan terinfeksi lagi. Jika hal ini dilakukan secara serentak dengan kesadaran masing-masing, pada akhirnya virus corona akan kehabisan tempat untuk hidup dan menginfeksi.

Metode ini sudah cukup berhasil diterapkan di Wuhan, kota yang diduga sebagai awal mula virus corona menyebar. Setelah dilakukan lockdown di Wuhan, pemerintah Tiongkok membatasi mobilitas penduduk dan melakukan karantina kasus suspect Covid-19 hingga benar-benar sembuh. Dangan cara ini, penyebaran virus corona dapat ditekan. Sebaliknya, yang terjadi di negara lain jumlah kasus positif Covid-19 semakin bertambah karena mobilitas antar kota bahkan dari luar negri masih berjalan seperti biasa.

Berdasarkan hasil tracking suspect juga, rata-rata yang positif terdampak virus corona adalah mereka yang mempunyai riwayat perjalanan dari luar negri dan kemungkinan terpapar dengan penderita Covid-19.
Saat ini hal terpenting yang bisa kita lakukan adalah mematuhi regulasi yang ditetapkan pemerintah terkait Covid-19, termasuk anjuran untuk melakukan work from home atau melakukan pekerjaan kantor dari rumah.

Jangan lupa juga untuk menjaga kesehatan, berolahraga secara teratur, dan mengonsumsi vitamin agar tubuh lebih bugar. Mungkin saat ini kita bukanlah carrier atau pembawa virus corona. Akan tetapi, dengan kesadaran penuh melakukan social distancing selama beberapa hari ke depan, kita sudah berupaya dan berpartisipasi aktif menekan penyebaran virus corona di Indonesia. Salam sehat untuk kita semua. (Kumparan.Com)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.