Jenguk Anak Korban Kekerasan Orangtua, Ketua P2TP2A Himbau Pengguna Medsos Ramah Anak

Medinafm.id (GARUT) – Ketua P2TP2A Kabupaten Garut Hj Diah Kurniasari Gunawan menghimbau masyarakat pengguna media sosial bisa lebih ramah anak dalam membagi foto-foto anak korban kekerasan dan anak berhadapan dengan hukum.

“Saya lihat masyarakat pengguna media sosial masih sering membagi foto-foto anak-anak korban kekerasan atau anak berhadapan dengan hukum tanpa editing, terutama bagian wajahnya, kasihan mereka,” kata Diah Selasa (27/2/2018) saat mengunjungi anak korban kekerasan Orangtua yang saat ini tinggal bersama gurunya di Perumahan Cempaka, Kecamatan Karangpawitan.

Diah menuturkan, seperti halnya kasus yang menimpa anak yang saat ini ditengoknya. Setelah menjadi korban kekerasan dari orangtuanya dengan di setrika bagian kakinya, foto dan video anak ini menjadi viral di media sosial.

“Kalau wartawan ngambil foto dan gambar anak korban kan sebelum ditayangkan di medianya wajah anaknya di blur, jadi tidak terlihat, kalau di Medsos kebanyakan tidak di edit, jadi kasihan anaknya kedepannya,” katanya.

Diah mengakui, viralnya kasus sang anak memang ada juga sisi positifnya dimana akhirnya banyak pihak yang merasa peduli dan memberi bantuan pada anak. Namun, jika wajah sang anak dibuat samar pun dalam foto atau video tentunya tidak akan mengurangi niatan mereka yang mau peduli.

“Kan intinya bukan liat wajah anaknya, tapi peduli pada apa yang dialami oleh sang anak,” katanya.

Diah menegaskan, sebagai ketua P2TP2A dirinya memiliki kewajiban untuk memperhatikan tumbuh kembang anak yang saat ini jadi korban kekerasan ibunya. Kedepannya, pihaknya pun akan terus melakukan pemantauan dan mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu untuk kepentingan masa depan dan hak-hak dasar anak.

Sebelumnya, seorang siswa kelas 1 salahsatu sekolah dasar di Kecamatan Karangpawitan menjadi korban kekerasan dari orangtuanya dengan cara di setrika bagian pahanya. Kasus ini terungkap setelah guru sekolah sang anak mendapatkan anak tersebut tidak mau mengikuti upacara pagi dengan alasan kakinya sakit. (*)